BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Ilmu pendidikan berkembang dengan sangat pesat.
Kemajuan teknologi digital berdampak besar terhadap segala bidang, termasuk
pendidikan. Pendidikan formal di sekolah di Indonesia sedang giat-giatnya
digalakkan. Fenomena menunjukkan adanya kesenjangan persepsi dan kemampuan dari SDM pendidik dan tenaga kependidikan.
digalakkan. Fenomena menunjukkan adanya kesenjangan persepsi dan kemampuan dari SDM pendidik dan tenaga kependidikan.
Ada tiga kategori pendidik, pengajar, disebut juga
sebagai guru, instruktur, trainer dan
sebagainya yang biasanya sering menyajikan materi tertentu sesuai dengan
keahlian. Teknologi pendidikan menjadi salah satu dari tenaga kependidikan yang
hadir untuk mendukung tenaga pendidik.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi rumusan
masalah adalah:
a. Apa
pengertian dari Teknologi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran ?
b. Apa yang dimaksud dengan desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian ?
c. Bagaimana latar belakang sejarah
definisi teknologi pendidikan ?
C.
Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahsan
teknologi pendidikan ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengertian dari
Teknologi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran.
b. Untuk mengetahui pengertian dari desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian.
c. Untuk mengetahui latar belakang sejarah
definisi teknologi pendidikan.
BAB II
HAKIKAT KAWASAN
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
A.
Pengertian Teknologi Pendidikan dan Teknologi
Pembelajaran
Secara umum, teknologi dirumuskan sebagai, “technology
is simply the application of knowledge to solve problems or invent useful
tools”. Adapun dari situs Wikipedia, the free encyclopedia teknologi
diartikan sebagai, “… is the usage and knowladge of tools, tehniques,
crafts, system or methods of organization.” Dari kedua definisi ini, dapat
disimpulkan bahwa teknologi merupakan pengetahuan untuk memecahkan masalah
dalam bentuk peralatan, teknik, dan kerajinan.
Secara umum, “Tekologi Pendidikan” dan “Teknologi
Pembelajaran” merupakan dua kata yang bersinonim. Secara historis, bidang ini
disebut baik sebagai “Teknologi Pendidikan” maupun “Teknologi Pembelajaran”.
AECT (1977); juga membedakan “Teknologi Pendidikan”
dengan “Teknologi Pembelajaran” dan “Teknologi dalam Pendidikan” tergantung
dari lingkup masing-masing. Istilah “teknologi pendidikan” digunakan untuk
menjelaskan bagian (subset) pendidikan yang menyangkut segala aspek
pemeahan permasalahan belajar melalui proses yang rumit dan saling berkaitan. Dengan
demikian “Teknologi Pendidikan” mencakup pengertian belajar melalui media massa
serta sistem pengelolaan (management).
“Teknologi dalam Pendidikan” digunakan untuk menjelaskan penerapan
teknologi pada sistem pelayanan pendidikan (suppport system for education) seperti
pelaporan nilai, penjadwalan dan keuangan. “Teknologi Pembelajaran”
didefinisikan sebagai bagian (subset) dari Teknologi Pendidikan dengan
alasan bahwa instruksi (pembelajaran) merupakan bagian dari pendidikan yang
bersifat terarah (purposive) dan terkendali (controlled) saja.
Salah satu definisi Teknologi Pembelajaran yang
komprehensif adalah definisinya Robert Gagne yang mengatakan bahwa Teknologi
pembelajaran berhubungan dengan studi dan penciptaan kondisi belajar yang
berhasil guna.
Definisi 1994 menjelaskan tentang teknologi
pembelajaran dalam definisi hasil revisi; Teknologi Pembelajaran adalah teori
dan praktek dalam desain, pengembangan, pemamfaatan, pengelolaan dan penilaian
proses dan sumber untuk belajar.
B.
Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, dan
Penilaian
Kawasan Desain:
proses untuk menentukan kondisi belajar, meliputi desain sistem pembelajaran,
desain pesan, strategi pembelajaran, karakteristik, dan lain-lain.
1. Desain sistem pembelajaran, yaitu
prosedur yang terorganisasi dan sistemik untuk: a) penganalisisan (proses
perumusan yang akan dipelajari); b) perancangan (proses penjabaran bagaimana
cara mempelajarinya); c) pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau
produksi bahan-bahan belajar); d) pelaksanaan atau aplikasi (pemanfaatan bahan
dan strategi); dan e) penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran).
2. Desain pesan, yaitu perencanaan untuk
merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan
penerima pesan, dengan memerhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan
daya tangkap.
3. Strategi pembelajaran, yaitu spesifikasi
untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran
dalam suatu mata pelajaran.
4. Karakteristik peserta didik, yaitu aspek
latar belakang pengalaman peserta didik yang mempengaruhi terhadap efektifitas
proses belajarnya, mencakup keadaan sosio-psiko-fisik peserta didik.
Kawasan
pengembangan: proses penerjemahan spesifikasi
desain ke dalam bentuk fisik. Mencakup banyak variasi teknologi seperti
teknologi cetak, teknologi AV, teknologi berbasis komputer, dan teknologi
terpadu.
1.
Teknologi
cetak menjadi awal dari kemunculan teknologi lain (AV, berbasis komputer atau
terpadu). Pengertian umum teknologi cetak ini adalah, “cara untuk memproduksi atau
menyampaikan bahan seperti buku-buku dan bahan visual yang statis, terutama
melalui proses percetakan mekanis atau fotografi”.
2.
Teknologi
audiovisual. Menurut batasannya, “teknologi audiovisual merupakan cara
memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan
elektronis untuk menyajikan pesan audio dan visual”.
3.
Teknologi
berbasis komputer. Berdasarkan definisinya, “teknologi berbasis komputer
merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan enggan menggunakan
perangkat yang bersumber mikroprosesor.”
4.
Teknologi
terpadu: cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan
beberapa jenis media yang dikendalikan oleh komputer”.
Kawasan
pemanfaatan: aktifitas menggunakan proses dan
sumber untuk belajar. Meliputi pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi
dan institusionalisasi, kebijakan dan regulasi.
1. pemanfaatan media, dengan batasan
“…penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar “. Dalam hal ini,
urutan, karakter peserta didik, lingkungan belajar merupakan beberapa aspek
yang harus diperhatikan.
2. Difusi inovasi, “…proses melalui
strategi yang sederhana dengan tujuan untuk diadopsi”. Tujuan difusi inovasi
ini adalah agar suatu medium dapat diterima dan digunakan dalam pembelajaran
sehari-hari, tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
3. Implementasi dan pelembagaan merupakan,
“…penggunaan bahan dan strategi pembelajarn dalam keadaan yang sesungguhnya
(bukan tersimulasikan).
4. Kebijakan dan regulasi sebagai aturan
dan tindakan nyata dari pengguna atau dari pembuat keputusan untuk menerima
inovasi (dalam teknologi pembelajaran).
Kawasan
pengelolaan: meliputi pengelolaan TP melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, dan supervisi. Pekerjaan
pengelolaan itu dimulai dari administrasi pusat media, program media, dan
pelayanan pemanfaatan media. Pengelolaan meliputi: 1) pengelolaan proyek, yaitu
memimpin pekerjaan yang harus selesai dalam kurun waktu tertentu. Sebagai
contoh, proyek pengembangan suatu produk pembelajaran tertentu; 2) pengelolaan
sumber, yaitu mengatur bagaiman memanfaatkan dengan optimal sumber yang ada; 3)
pengelolaan sistem penyampaian, agar suatu medium sampai, atau dapat dijangkau
oleh pengguna sekaligus menyediakan perangkat keras dan perangkat lunak,
termasuk cara menggunakannya, dan 4) pengelolaan informasi, yaitu bagaimana
agar informasi dapat diterima, dan dapat menghasilkan perubahan atas kurikulum
dan desain pembelajaran.
Kawasan
penilaian: proses penentuan memadai tidaknya
pembelajaran dan belajar. Pembelajaran adalah kegiatan mengkaji serta
memperbaiki suatu produk atau program. Kawasan penilaian beranjak dari 1)
Analisi masalah; 2) pengukuran acuan patokan (criteria-referenced test); 3)
evaluasi formatif yanf bermanfaat untuk pengembangan progra dan produk
pembelajaran; serta 4) evaluasi sumatif.
C.
Latar Belakang Sejarah Definisi Teknologi Pendidikan
Saettler
(1990) mengakui telah mengalami kesukaran dalam mengidentifikasi sumber dari
istilah ”Teknologi Pendidikan”. Tidak jelas siapa yang pertama menggunakan
istilah teknologi pendidikan..
Kita mempunyai bukti bahwa
Franklin Bobbitt dan W. W. Charters menggunakan educational engineering
(rekayasa pendidikan) pada tahun 1920-an. Pengarang pertama kali mendengarkan
istilah teknologi pendidikan digunakan oleh W. W. Charters dalam wawancara
dengannya pada tahun 1948…. Almarhum James D. Finn menggunakan istilah
Teknologi Pembelajaran pada penerbitan pertama dari technological development
Project yang disponsori NEA pada tahun 1963. namun fokusnya pada saat itu
adlah aplikasi komunikasi audio visual.
Pakar
pendidikan seperti John Dewey (1916), Willian Heard Kilpatrick (1925) dan W. W.
charters (1945) telah meletakkan dasar gagasan tentang teknologi pendidikan.
Tetapi teknologi modern terutama adalah gagasan yang timbul setelah perang
dunia kedua. Sekalipun proses definisi Teknologi pembelajaran berakar dari
praktek pendidikan dalam era kemajuan, namun pendapat umum menganggap bahwa Teknologi
Pembelajaran tumbuh dari gerakan komunikasi audiovisual.
Teknologi
pendidikan semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yakni penggunaan
peralatan, media dan sarana untuk tujuan pendidikan. Jadi, artunya sama dengan
ungkapan mengajar dengan alat bantu audiovisual. Bidang ini merupakan gabungan
dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu , media dalam pendidikan,
psikologi pembelajaran, dan pendekatan sistem untuk pendidikan. Dua orang
tokoh, Edgar Dale dan James Finn pantas mendapat penghargaan karena sumbangan
mereka yang besar dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran modern dan
perumusan awal dari definisinya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Teknologi Pembelajaran adalah teori dan
praktek dalam desain, pengembangan, pemamfaatan, pengelolaan dan penilaian
proses dan sumber untuk belajar.
2. Desain,
Pengembangan, pemanfaatan, Pengelolaan dan penilaian merupakan kawasan teknologi
pendidikan yang merupakan suatu realisasi dari definisi dari bidang teknologi
pembelajaran.
B.
Saran
Setelah
mempelajari tentang aspek dasar dari teknologi pembelajaran, maka diharapkan
kepada seluruh mahasiswa untuk dapat menguasai bidang ini yang nantinya dapat
membantu seorang guru a proses belajar mengajar.
0 komentar:
Post a Comment